Darussaadah

Ngaji

Mengusap Kepala Anak Yatim Bulan Muharram

Diriwayatkan dari Ibn Abbas ra. Ia berkata: Rosulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Barang siapa puasa pada hari ‘asyura (tanggal10) muharram, Allah memberikan 10.000 pahala malaikat, Barang siapa puasa pada hari ‘asyura (tanggal10) muharram, Allah memberikan pahala 10.000 para syuhada’, Dan barang siapa mengusap kepala anak yatim pad tgl 10 muharram, Allah mengangkat derajatnya dengan setiap rambut yang diusap

Dan juga penjelasan hadits-hadits mengenai keutamaan mengusap kepala anak yatim yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan At-Thabraany dari riwayat Abu Umamah dengan pernyataan:

“Barangsiapa mengusap kepala anak yatim yang semata-mata karena Allah disetiap rambut yang ia usap, Allah berikan kebaikan”.

Juga hadits dari riwayat Abu Hurairah “Sesungguhnya seorang lelaki mengadu pada Nabi shallallaahu alaihi wasallam tentang kerasnya hatinya, Nabi bersabda ‘Berikan makanan orang miskin dan usaplah kepala anak yatim” (HR. Ahmad).

PENGERTIAN MENGUSAP KEPALA ANAK YATIM

Menurut Ibn Hajar al-Haytamy maksud mashu ro’si yatiim (mengusap kepala anak yatim) diatas adalah makna hakiki (arti sebenarnya). Namun pada hadis yang lain juga bisa berarti makna kinayah (tidak sebenarnya), sebagaimana hadis berikut:

“Barangsiapa mengusap kepala anak yatim yang semata-mata karena Allah disetiap rambut yang ia usap, Allah berikan sepuluh kebaikan, dan barangsiapa memperbaiki anak yatim perempuan atau laki-laki yang ada didekatnya niscaya aku dan dia disurga bersanding seperti ini (Dan Nabi menggandengkan antara jemarinya)”

Kepala menjadi hal yang istimewa untuk disebutkan dalam hadits-hadits diatas karena mengusap kepala mengandung pengertian adanya kasih saying, rasa cinta dan mengayomi akan kebutuhan yang diusap, dan kesemuanya bila dilakukan pada anak yatim berhak mendapatkan pahala yang agung.

Menurut imam Attoyyi dalam kitab Marqaah al-Mafaatiih Imam al-Malaa Ali al-Qaariy al-Hanafy, yang dimaksud kata ‘mengusap’ pada hadits diatas adalah arti kinayah dari memberikan kasih sayang serta berbuat penuh kelembutan dan cinta kasih pada mereka.

Wallahu a’lam bisshawab

Refrensi:
* [ Manaahiij al-Imdaad I/521 ]
* [ Al-Fataawaa al-Haditsiyyah Li Ibni Hajar I/43 ].
* [ Marqaah al-Mafaatiih Syarh Misykaah al-Mashaabiih XIV/263 ].

Artikel Terkait

Berikan Komentar

Lihat Juga
Close
Back to top button