Menelan Ludah / Dahak Saat Puasa
Bagaimana hukumnya orang puasa yang menelan dahak (riyak)?
Menelan dahak bagi orang yang puasa ada 2 pendapat, yaitu BATAL dan TIDAK BATAL.
- Batal: jika keluar dari dada kemudian ditelan maka membatalkan puasa hal ini seperti hukumnya muntah-muntah.
- Tidak Batal: jika keluarnya dari tenggorokan atau otak maka tidak batal hal ini sebagaimana ludah.
Lalu bagaimana hukum orang berpuasa menelan ludah yang murni? Yaitu ludah yang bersumber dari area mulut.
Secara dasar, ludah murni yang berasal dari area mulut jika ditelan tidaklah batal puasanya.
Pun jika ludahnya banyak maka pendapat yang ashah (paling shahih) tidak membatalkan puasa. Jika ludah banyak terkumpul tanpa disengaja, misalnya banyak berbicara atau yang lainnya dengan tanpa sengaja kemudian menelannya maka tidak membatalkan puasa tanpa ada perbedaan.
Jika ludah yang banyak tadi memang sengaja dikumpulkan lalu ditelan, maka hukumnya bisa membatalkan puasa.
Wallahu al’am bisshawab
الحاوى الكبير ـ الماوردى (3/ 903)
وَأَمَّا النُّخَامَةُ إِذَا ابْتَلَعَهَا الصائم فَفِيهَا وَجْهَانِ : أَحَدُهُمَا : قَدْ أَفْطَرَ بِهَا .
وَالثَّانِي : لَمْ يُفْطِرْ بِهَا وَالصَّحِيحُ أَنَّهُ يُفْطِرُ ، فَإِنْ أَخْرَجَهَا مِنْ صَدْرِهِ ثُمَّ ابْتَلَعَهَا فَقَدْ أَفْطَرَ كَالْقَيْءِ ، وَإِنْ أَخْرَجَهَا مِنْ حَلْقِهِ ، أَوْ دِمَاغِهِ لَمْ يُفْطِرْ كَالرِّيقِ
فتح المعين – لا يفطر بريق طاهر صرف أي خالص ابتلعه من معدنه وهو جميع الفم.
أصحهما : لا يفطر ، ولو اجتمع ريق كثير بغير قصد بأن كثر كلامه أو غير ذلك بغير قصد فابتلعه لم يفطر بلا خلاف. (مجموع شرح المهذب ج ٦ ص ٣٢٧)
وإن جمع في فمه ريقا كثيرا وابتلعه ففيه وجهان : أحدهما : يبطل صومه ، لأنه ابتلع ما يمكنه الاحتراز منه مما لا حاجة به إليه ، فأشبه ما إذا قلع ما بين أسنانه وابتلعه . والثاني : لا يبطل لأنه وصل إلى جوفه من معدته فأشبه ما يبتلعه من ريقه على عادته.