Darussaadah

LainnyaNgaji

Kegunaan Tasbih 33x – Tahmid 33x – Takbir 33x

33 tasbih (Subhanallah), 33 tahmid (Alhamdulillah), dan 33/34 takbir (Allahu akbar), masyhur periwayatan hadisnya. Yang masyhur, ada dua penggunaan:

1. Sebelum tidur saja. Atau sebelum dan sesudah tidur (subuh/pagi). Ini berdasar riwayat kisah Sayyidina Ali dan Sayyidah Fathimah radhiyallahu anhuma, yakni ketika beliau berdua dalam kesulitan hingga berniat meminta satu budak pada Kanjeng Nabi shallallahu alaihi wasallam, tapi di kasih yang lebih baik, yakni wirid diatas. Kata Sayyidina Ali karramallahu wajhah, “-Setelah di beri wirid itu oleh Baginda Nabi shallallahu alaihi wasallam- Aku tidak pernah meninggalkannya”.

Kisah ini terekam jelas dalam Hilyatul Auliya’nya Imam Abu Nuaim, bab Sayyidina Ali bin Abi Thalib RA.

2. Setelah shalat maktubah. Yakni kisah masyhur ketika para fuqara muhajirin sowan ke Kanjeng Nabi shallallahu alaihi wasallam, mengeluhkan betapa mereka kalah segalanya dari orang kaya. “Mereka shalat sebagaimana kita shalat. Mereka puasa sebagaimana kita puasa. Tapi mereka mampu bersedekah, sedang kami tidak mampu. Mereka mampu memerdekakan budak, sedang kami tidak”. Lalu Baginda Nabi meng-“ijazah”kan wirid: “Bacalah tasbih, takbir, dan tahmid setiap shalat, masing-masing 33 kali”. Namun selang beberapa waktu mereka kembali lagi, dan mengeluhkan ternyata para orang kaya juga mendapatkan bocoran wirid itu. Dan jawaban ikonik Kanjeng Nabi shallallahu alaihi wasallam yang kadang di jadikan pigora besar adalah:

ذلك فضل الله يؤتيه من يشاء

“Itu adalah anugrah Allah ta’ala yang diberikan pada siapapun yang Dia kehendaki”.

Jadilah, si kaya pemenangnya 😌🤤

Jadi, yang biasanya dilakukan di langgar-langgar desa dengan mengajarkan wirid itu. Masyhur mulai zaman dahulu kala. Sebagai tolak kesusahan hehe.

Tapi sebesar apapun sebuah rizki, hemat kami (dan semoga menjadi pegangan hamba hingg akhir hayat) adalah jangan lupa dengan salah satu hadis dari Baginda Nabi shallallahu alaihi wasallam yang dituturkan Imam Nawawi dalam Riyadhus-Saalihinnya, sebagai berikut:

Dari Sayyidina Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu. Beliau berkata: “Pernah, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam membuat garis (ditanah) berbentuk segi empat. Lalu menggaris garis tengah -memanjang sampai- luar segi empat tersebut. Kemudian menggaris garis-garis kecil di pinggir segi empat hingga tengah dari kedua sisinya (dan menyisakan sedikit ruang ditengah). Kemudian bersabda: ‘Garis yang pertama adalah manusia. Dan ajalnya mengitari mereka (berada di luar garis). Dan garis panjang yang berada di luar garis segi empat adalah angan-angan manusia. Garis-garis kecil yang ada di dalam segi empat adalah halangan-halangan. Jika salah melangkah pada ini akan mengenai lainnya. Jika salah melangkah yang lain, juga akan mengenai yang ini”.

Walkhasil, sebesar apapun harta dan angan. Ajal akan selalu mengitarinya, mengintainya!

Disarikan dari:

Riyadhussalihin Imam Nawawi. Hal. 140-142.

Hilyatul Aulia Syaikh Abu Nuaim. Hal. 1/110-111.

Wallahu a’lam bisshawaab.

Artikel Terkait

Berikan Komentar

Lihat Juga
Close
Back to top button